Senin, 18 Juni 2012

Wali Songo

Sebelum islam datang, kehidupan penduduk Indonesia, hususnya di pulau jawa, masih dipengaruhi oleh sistem “Kasta“ atau perbedaan kelas, sehingga kehidupan masyarakat menjadi terpecah-pecah. Setelah Agama Islam masuk dan tersebar di masyarakat, baru sedikit demi sedikit perbedaan kasta-kasta itu terkikis. Hal ini adalah berkat kegigihan perjuangan Wali Songo, dan hingga sekarang ini keberhasilan mereka masih tampak, Ya’ni, Penduduk Indonesia mayoritas beragama islam.
1. Syaikh Maulana Malik Ibrohim.
Syaikh Maulana Malik Ibrohim/Syaikh Maghribi adalah seorang tokoh ulama’ yang ahli di bidang tata negara, beliau masih keturunan Syaikh Zainal Abidin bin Saiyidina Hasan bin Ali bin Abu Tholib.Beliau datang ke pulau jawa pada tahun 1404 M, wafat pada tahun 1419 M. Oleh masyarakat pribumi beliau dikenal dengan sebutan “Kaki Bantal”. Menurut cerita, beliau paling senang wirid surat Al-Ihlas.
2. Sunan Ampel
Sunan Ampel atau Raden Rohmat adalah anak seorang ulama’ besar dari samarqondi, ibunya bernama Dewi Candra Wulan, putri Raja Cempa. Menurut cerita, beliu senang membaca surat Yasin.
Termasuk ajaran beliu yang terkenal adalah melarang “MA LIMA” Atau “ M. lima” Yaitu:
a. Main (Berjudi)
b. Minum (Minum-minuman keras)
c. Madad (Menghisap ganja, candu, dan lain sebagainya)
d. Maling (Mencuri, korupsi)
e. Madon (Berzina)
3. Sunan Giri
Raden Ainul Yaqin, Raden Paku, Jaka Samudra atau Sunan Giri adalah putra Syaikh Maulana ishaq dan Sekar Dadu, Putri Perabu Minak Seboyo, Raja Blambangan. Beliau adalah seorang Wali yang mampu menerjemahkan Al-qur’an dan Sunnah Rosululullah SAW dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu beliau di angkat sebagai Muftinya Wali songo. Beliau sangat ahli dibidang perdagangan dan politik kenegaraan. Beliau gemar sekali wirid حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ, نِعْمَ اْلمَوْلىَ وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
Sebelum mondok di Pasai beliau adalah murid Sunan Ampel, beliau banyak dikagumi guru-gurunya karena kecerdasannya. Setiap ada permasalahan, beliau dapat memecahkannya dengan baik dan memuaskan semua pihak. Sehingga beliau dikenel mempunyai ilmu ladunni.
4. Sunan Bonang
Nama asli beliu adalah Raden Maqdum Ibrohim putra Sunan Ampel dengan Dewi Candrawati / Nyai Ageng Manila, putri Raja Majapahit “Perabu Brawijaya”
Sunan Bonang dan Sunan Giri adalah murid Sunan Ampel kemudian meneruskan mondoknya di pasai. Setelah keduanya kembali dari pasai, Sunan Giri membuat pondok di Giri, kemudian dikenal dengan Giri kedaton, sedangkan Sunan Bonang membuat pesantren di tuban. Sunan bonang sangat terkenal ahli ilmu Tauhid dan Tashowuf, juga sangat gigih di dalam berjuang menyebarkan agama islam, sehingga wafatnyapun sedang dalam rangka berda’wah di Bawean. Sebagaimana ayahnya, Sunan Bonang juga suka sekali membaca surat Yasin.
5. Sunan Derajat
Nama asli beliau adalah Raden Qosim, saudara kandung Sunan Bonang, Beliau berda’wah dan membuat pesantren didesa Derajat, Paciran, Lamongan. Oleh karena itu beliau dikenal dengan nama Sunun Derajat. beliau mempunyai kebiasaan wirid seperti ayah dan saudaranya, yaitu surat Yasin, disamping wirid-wird yang lain seperti surat Alburuj, Addahr, Assajdah, Almulk, Alwaqi’ah, dan Addukhon
Salah satu ajaran beliau yang terkenel di kalangan rakyat adalah:
- Menehono teken marang wong kang wuto, Berikanlah tongkat kepada orang buta. Artinya Berilah petunjuk kepada orang bodoh
- Menehono mangan marang wong kang luwe, Berikanlah makan pada orang yang lapar. Artinya Sejahterakanlah kehidupan orang miskin
- Menehono busono marang wong kang wudo, Berikanlah pakaian kepada orang yang telanjang Artinya Ajarkanlah budi pekerti kepada orang yang tidak tau malu.
- Menehono iyup marang wong kang kudanan, Berilah tempat berteduh kepada orang yang kehujanan. Artinya Lindungilah orang-orang yang menderita.
6. Sunan Kalijaga
Di dalam buku “Babat Tanah Jawa” disebutkan, bahwa nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Sa’id atau Jaka setia, purta Adipati Tuban yang bernama Wilatikta. Beliau gemar dzikir surat Al-Fatihah dan dikenal sebagai ahli filsafat, ahli seni, budayawan, dalang wayang kulit, pandai bergaul dan dikenal juga dengan sebutan Syaikh Maloyo artiya orang yang berda’wah dangan cara mengembara dari daerah kedaerah,
Dianara karya seni paninggalan beliau adalah:
- Baju taqwa
- Wayang kulit
- Bedug untuk memanggil orang berjama’ah dimasjid
- Gong sekaten (dari kata syahadatain)
- Manciptakan tembang dandang gula dan dandang gula semarangan
- Seni ukir yang bermotif goyor.
7. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Raden Ja’far Shodiq, putra Sunan Ngudung (Raden ‘Utsman haji) dari Jipang Panolan
Sunan Kudus adalah seorang wali yang tersohor sakti mandra guna dan tinggi ilmunya, beliau ahli dibidang tauhid, hadis, fiqh, dan Manthiq. Beliau juga dikenal sebagai pujagga, bisnisman, dan pernah menjadi panglima perang kerajaan demak menggantikan ayahnya. Salah satu wirid kesukaan beliau adalah surat Yasin.
8. Sunan Muria
Beliau adalah putra Sunan Kalijaga, nama aslinya adalah Raden ‘Umar sa’id. Sebagaimana ayahnya, beliau juga mahir dibidang seni, lebih-lebih kesenian Gamelan, beliaulah yang menciptakan Gending Sinum dan Kinanti dan beliau juga memanfaatkan keseniyan rakyat sebagai media da’wah.
9. Raden Fatah
Raden Fatah atau Raden Hasan adalah putra Prabu Brawijaya karta bumi, Raja Majapahit dengan istrinya Dewi Kiyan dari cina. Belau adalah murid sekaligus menantu Sunan Ampel. Menurut cerita, beliau suka mengumpulkan orang untuk di ajak untuk membaca Al-Qur’an dengan cara Muqoddaman. Beliau adalah seorang raja yang agung, arif dan bijak dan termasuk anggota Wali songo.
10. Sunan Gunung Jati
Nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah Ayahnya bernama Syarif Abdullah dari Mesir ibunya bernama Ratu Mas Rarasantang, putri Prabu Siliwangi. Pada masa hidupnya Beliau dikenal sebagai Muballigh, ahli tashowuf, pemimpin spiritual dan pemimpin rakyat dikesultanan Cirebon, beliau juga dikenal mustajab do’anya dan suka sekali berdzikir, lebih-lebih dzkir بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
11. Sultan Hasanuddin Banten
Menurut cerita, pada masa hidup beliau paling suka membaca tahlil. Nama aslinya adalah Pangeran Sebakingking, putra sulung Sunan Gunung Jati dari ibu Nyai Kawungten, adik Bupati Banten, Beliau terkenal ahli Setrategi perang, Sehingga sangat berpengaruh diBanten, Beliau sanggup melepaskan Banten dari kekuasaan kerajaan Demak, bahkan mampu meluaskan kekuasaannya sampai kelampung.
Selain nama-nama diatas yang pernah menjadi anggota Wali songo yaitu:
- Syaikh Maulana Ishaq dari Samarqondi yang kemudian pindah ke Pasai dan wafat disana.
- Syaikh Ahmad Jumadil Kubro dari Mesir maqomnya di Teralaya / Terawulan, Mojokerto Jawa tengah
- Syaikh Malik Isroil dari Turki maqomya di Gunung Santri, Cilegon, jawa barat.
- Syaikh Muhammad Mahgribi dari Maroko, maqomnya di Jatianom Kelaten Jawa tengah.
- Syaikh Muhammad Ali Akbar dari Persia, maqomnya diGunung Santri Cilegon Jawa Barat.
- Syaikh Hasanuddin dan Syaikh ‘Aliyuddin, keduanya dari Palestina, maqomnya disisi Masjid Banten lama.
- Syaikh Subaqir dari persiya. Beliau kembali lagi ke persia setelah selesai memeindahkan Jin-jin jahat kelaut selatan.