Jumat, 29 Maret 2013

makalah abon keong

logo.jpg


PEMANFAATAN KEONG
DALAM PROSES PEMBUATAN SERUNDENG
Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengetahuan Lingkungan Hidup











Disusun oleh :
Anton Priyadi
2119110113


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehdirat Allah SWT, yang telah memberi petunjuk, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Pemanfaatan KeongdalamProses Pembuatan Serundeng”
Karya tulis ini berisikan kajian tentang keong dan pemanfaatannya khususnya sebagai bahan makanan berupa abon. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat merangsang penelitian selanjutnya, khususnya tentang jantung pisang
Dan sebagai penulis mohon maaf apabila dalam menyusun karya tulis ini banyak terdapat kesalahan baik dalam cara penulisan ataupun dalam kesalahan pengertian terhadap kajianmaterinya. Besarharapan bantuan serta dukungan partisipasinya kembali dari berbagai pihak untuk bisa kami ambil sebagai dasar perbaikan terhadap penyusunan karya tulis.






                                                                                       Ciamis,04Desember 2012
                                                                                                           
                                                                                                Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................               
BAB I PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang.................................................................................   
B.     Masalah...........................................................................................   
C.     NilaiPenting....................................................................................   
D.    TujuandanManfaatPenelitian..........................................................   
BAB II ISI
A.    Deskripsi.........................................................................................   
B.     KearifanLokal.................................................................................   
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan.........................................................................................
B.     Saran...............................................................................................
LAMPIRAN DOKUMENTASI GAMBAR





 

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengertian kearifan lokal terdiri dari 2 kata, yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local yang berarti setempat, sementara wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan demikian maka dapat dipahami, bahwa pengertian kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai, pandangan-padangan setempat atau (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode panjang yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah dialami bersama-sama. Secara substansial, kearifan lokal itu adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat. Nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertingkah-laku sehari-hari masyarakat setempat. Oleh karena itu, sangat beralasan jika Greertz mengatakan bahwa kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan martabat manusia dalam komunitasnya. Hal itu berarti kearifan lokal yang di dalamnya berisi unsur kecerdasan, kreativitas.Kearifan lingkungan atau kearifan lokal masyarakat sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman prasejarah hingga saat ini, kearifan lingkungan merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya yang dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya setempat Wietoler dalam Akbar (2006) yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya, perilaku ini berkembang menjadi suatu kebudayaan di suatu daerah dan akan berkembang secara turun-temurun. Secara umum, budaya lokal atau budaya daerah dimaknai sebagai budaya yang berkembang di suatu daerah, yang unsur-unsurnya adalah budaya suku-suku bangsa yang tinggal di daerah itu. Dalam pelaksanaan pembangunanan berkelanjutan oleh adanya kemajuan teknologi membuat orang lupa akan pentingnya tradisi atau kebudayaan masyarakat dalam mengelola lingkungan, seringkali budaya lokal dianggap sesuatu yang sudah ketinggalan di abad sekarang ini, sehingga perencanaan pembangunan seringkali tidak melibatkan masyarakat.
B.     Masalah
Pada karya ilmiah ini, masalah yang akan dibahas adalah apakah keong dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan serundeng ?
C.    Nilai Penting
Keong mas merupakan salah satu masalah utama dalam produksi padi.  Keong mas memiliki morfologi yang sama dengan keong sawah.  Cangkang berbentuk bulat mengerut, berwarna kuning keemasan, berdiameter 1,2-1,9 cm, tinggi 2,2-3,6 cm, dan berat 4,2-15,8 g. keong mas berkembang biak secara ovipar dan menghasilkan telur.
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.    Mengoptimalkan sumber hewani untuk kesejahteraan manusia.
b.   Meningkatkan ilmu pengetahuan pada siswa tentang manfaat jantung pisang.
c.    Meningkatkan motivasi bagi penduduk untuk mandiri.
d.   Meningkatkan diperoleh dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai nilai kearifan lokal zaman dahulu.
e.    Mengurangi jumlah keong yang dianggap oleh petani sebagai salah satu hama padi.



BAB II
PEMBAHASAN
A.          Deskripsi Biologi dan Ekologi Sumber Daya Hayati Keong Emas (Pomacea canaliculata) dan Pohon Kelapa
Keong emas (Pomacea canaliculata)
1.      Ciri-Ciri Biologis
Sebagaimana anggota Ampullariidae lainnya,ia memiliki operculum, semacam penutup /pelindung tubuhnya yang lunak ketika menyembunyikan diri di dalam cangkangnya.
2.      Ciri-ciri ekologis
Keong sawah (Pilaampullacea) adalah sejenissiput air yang mudah dijumpai di perairan tawar Asiatropis, seperti di sawah, aliran parit, serta danau. Hewan bercangkang ini dikenal pula sebagai keong gondang, siput sawah, siput air, atau tutut.Bentuknya agak menyerupai siput murbai, masih berkerabat, tetapi keong sawah memiliki warna cangkang hijau pekat sampai hitam.
Morfologi keong mas
Keong mas memiliki morfologi yang sama dengan keong sawah.  Cangkang berbentuk bulat mengerut, berwarna kuning keemasan, berdiameter 1,2-1,9 cm, tinggi 2,2-3,6 cm, dan berat 4,2-15,8 g. keong mas berkembangbiak  secara ovipar dan menghasilkan telur. Seekor keong mas  betina mampu bertelur 500 butir dalam seminggu dengan masa perkembangbiakkan selama 3-4 tahun. Keong mas betelur  pada pagi dan sore hari, telur akan menetas dalam waktu 7-14 hari dan hari ke-60 keong telah menjadi dewasa dan dapat berkembangbiak (Ruslandan Harianto 2009).
Klasifikasi Keong mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut.
Kingdom         : Animalia
Filum               : Moluska
Kelas               : Gastropoda
Ordo                : Mesogastropoda
Famili              : Ampullariidae
Genus              : Pomacea
Spesies            : Pomaceacanaliculata

3.      Kandungangizi
Keong mas mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong mas 57,76 %. Kandungan protein yang tinggi dapat digunakan sebagai pakan belut karena belut merupakan hewan karnivora sehingga membutuhkan pakan dengan kadar protein yang tinggi. Selain banyak mengandung protein, hewan dari keluarga moluska ini juga kaya akan kalsium. Penggunaan keong mas untuk pakan itik terbukti mampu menaikkan hasil telur hingga 80 %. Pemberian pakan sekitar 4,5 % tepung keong mas pada sapi potong juga memberikan hasil pertumbuhan yang baik dan tingkat keuntungan paling tinggi dibandingkan pemberian pakan lain. Sebagai pakan ikan, penggantian kandungan tepung ikan menjadi tepung keong mas sebanyak 25 hingga 75 % memberikan pengaruh cukup baik terhadap laju pertumbuhan harian individu, efisiensi pakan, retensi protein, dan retensi lemak (RuslandanHarianto 2009).
Hasil penelitian untuk kandungan nutrisi keong sawah ini menyatakan bahwa keong sawah kaya akan protein dan rendah lemak. Diperkirakan keong mengandung 15% protein, 2.4% lemak dan sekitar 80% air.  Selain itu keong juga kaya kandungan essential fatty acids seperti linoleic acids dan linolenic acids. Sebuah studi menyebutkan bahwa 75% lemak di tubuh  keong adalah unsaturated fatty acids. Artinya lemak yang baik dan dibutuhkan tubuh.
Kelapa (  Cocos nucifera )



?Kelapa

Kelapa (Cocosnucifera)
Aman
Kerajaan:
(tidaktermasuk)
(tidaktermasuk)
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Bangsa:
Genus:
Cocos
Spesies:
C. nucifera
Cocos nucifera
L.
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Skema bagian-bagian buah kelapa.
Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun merupakan daun tunggal dengan pertulangan menyirip, daun bertoreh sangat dalam sehingga nampak seperti daun majemuk. Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding endokarp seiring dengan semakin tuanya buah; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

B.     Nilai Kearifan Lokal
Keong mas yang kita ketahui di sawah selain menjadi hama bagi tanaman padi dan di pandanag negative oleh sebagian orang, ternyata memiliki manfaat yang positif  bahkan  bernilai ekonomi, diantaranya adalah dapat dimanfaatkan sebagai makanan pelengkap nasi, contohnya serundeng keong.

Metode Pembuatan Serundeng Daging Keong
Alat dan bahan
a)      Alat
1.        Panci
2.        Wajan
3.        Sendok
4.        Ulekan/Ciri dan muthu
5.        Pisau
6.        Parutankelapa
7.        Talenan
8.        Ember
9.        Soled
10.    Mangkok
11.    Piring

b)      Bahan
1.      Keong
2.      Kelapa ( 1 butir )
3.      Lengkuas ( 4 ruas )
4.      Daunsalam ( 5 lembar )
5.      Minyakgoreng ( 1 sloki )
6.      Jahe ( 2 ruas )
7.      Bawang merah ( 3 butir)
8.      Bawang putih( 2 siung)
9.      Ketumbar ( 3 butir )
10.  Kunyit ( 2 ruas )
11.  AsamJawa ( 3 butir )
12.  Garamsecukupnya
13.  Gula merah secukupnya
14.  Penyedap rasa ( Masako rasa
15.  Air bersih
16.  Vetsin
Proses Pembuatan Serundeng
1.    Carilah keong di sawah, usahakan keong tersebut dalam keadaan baik dan tidak mati
2.    Rendam keong dengan air bersih selama kurang lebih sehari semalam ( 24 jam ) untuk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel ataupun yang berada di dalam cangkang keong.
3.    Keong yang sudah bersih direbus dalam air mendidih selama kurang lebih setengah jam, keluarkan daging keong dari cangkangnya, ambil bagian dagingnya saja kemudian cincang halus, tiriskan.
4.    Ambil kelapa dan lengkuas kemudian parut  keduanya.
5.    Haluskan bumbu yang terdiri dari garam, gula merah secukupnya, ketumbar, bawang putih, bawang merah, kemiri, jahe, kunyit dengan cobek/ulekan.
6.    Tuangkan minyak goreng kedalam wajan,kemudian panaskan.
7.    Tumis irisan bawang merah hingga tercium bauwangi, tambahkan bumbu yang sudah di haluskan tadi, tumis bersamaan.
8.    Setelah bumbu setengah matang, tambahkan daun salam, parutan kelapa, daging keong, penyedap rasa, aduk hingga berubah kecoklatan ( perbandingan antara parutan kelapa dengan daging keong adalah 1 : 2 )
9.    Kemudian angkat dan tiriskan.
10.                        Serundeng daging keong siap untuk dinikmati.

C.    Dokumentasi gambar






Gambar 1.Perendamankeongdalamember( 24 jam)





Gambar 2.Kondisikeongseelahdirendam






Gambar 3.Perebusankeongmenggunakanpanci






Gambar 4.Pengeluarandagingkeongdaricangkang






Gambar 5.Dagingkeong di iris kecil
                                                                                            





Gambar 8.Bumbu








Gambar 9.Bumbu dihaluskan





Gambar 10.Bumbu digoreng







Gambar 11.Tambahkan parutan kelapa dll, goreng





Gambar 12.Gorengan kecoklatan






Gambar 13.Serundeng keong siap di sajikan







                                                                                        

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Keong menurut para petani saat ini dianggap sebagai hama, namun ter nyata hewan tersebut dapat di manfaatkan sebagai bahan pelengkap makanan dengan cara diolah menggunakan parutan kelapa dengan  di buat menjadi serundeng


DAFTAR PUSTAKA
Barokah. 2012. Kearifan local dalam pemanfaatan keong sawah. Cilacap : TanpaPenerbit.
Tjitosoepomo, Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
(Pomaceacanaliculata)(http://anintasaraswati.blogspot.com/2011/01/deskripsi-dan-klasifikasi-keong-mas.html). Di buka pada hari Minggu, 2 Desember 2012 pukul 14.00 WIB.

(http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2010/05/07/keong-sawah-yang-kecil-yang-nikmat/). Di buka pada hari Minggu, 2 Desember 2012 Pukul 14.30 WIB