Faidah Sholat Tahajud
Pada
dasarnya kata tahajjud berasal
dari kata hujud yang artinya
tidur. Dan oleh al-Baiqai tahajjud dipahami
tinggalkan tidur untuk melakukan
shalat. Istilah lain dari
tahajjud adalah Shalat
Lail/Shalat Malam, karena waktu
pengerjaannya di saat malam
yang sama dengan waktu tidur.
Allah
berfirman: "Sesungguhnya bangun
di waktu malam, dia lebih
berat dan bacaan di
waktu itu lebih berkesan.
Sesungguhnya bagimu di siang
bari kesibukan yang panjang."
(QS. Al-Muzzammil : 6-7)
Terdapat
dua hai yang mengesankan
bagi kita dari ayat di
atas. Pertama, sengaja untuk
bangun malam.
Kedua,
bacaan di malam hari
memilki efek dan dampak yang
lebih mengesankan. Sengaja
bangun malam hanya bisa
dilakukan oleh orang memiliki
niat yang kuat pula.Kuatnya niat
membawa pada keikhlasan dan
kesungguhan dalam beribadah.
Sepanjang
hidup Rasulullah, beliau tidak
pernah meninggalkan shalat
sunnah ini (tahajud), bahkan
di saat peperangan sekalipun. Karena itu
tanpa shalat tahajud menjadi terlihat
sebagaimana shalat yang diwajibkan.
Baru
setelah turun surat Al-Muzzammil ayat 19
dan 20 shalat Tahajud mendapat status baru
sebagai shalat yang disunatkan, di mana
nabi menganjurkan pada para sahabat untuk
menjalankan shalat Tahajud.
Shalat
Tahajud menjadi shalat istimewa karena tidak
ada satu shalat sunah pun yang
dianjurkan oleh al-Quran kecuali tahajud.
Sedangkan shalat-shalat sunah lain itu hanya
sampai pada tataran hadis Rasulullah SAW.
Kalau shalat sunat tahajud itu ada di
dalam surat al-Muzzammil ayat 1
sampai 20 terutama pada
ayat 1 sampai 10.
Kemudian surat al-lsra ayat 79.
Dalam
hadist qudsi dijelaskan bahwa setiap dua pertiga
malam Allah SWT turun ke langit
pertama sambii berseru: "Hamba-Ku yang
sedang ruku dan sujud melaksanakon sholat
tahajjud, permintaanmu akan Aku
beri, doamu akan Aku kabulkan,
dosamu akan Aku ampuni."
Selain
itu, pada hadits
yang diriwayatkan Tabrani dijelaskan bahwa
shalat tahajud merupakan kebiasaan yang
dilakukan oleh para orang-orang saleh
di jaman dulu yang dipercaya dapat membantu
menyembuhkan penyakit fisik maupun psikis.
Sebagian istri banyak yang melaksanaan shalat
malam dan ketika ditanyakan kepada mereka
mengenai hai tersebut, mereka menjawab, shalat
malam itu dapat membaguskan wajah dan
kami senang jika wajah kami menjadi lebih
bagus.
Berikut ini adalah beberapa keutamaan daripada shalat tahajud .
Berikut ini adalah beberapa keutamaan daripada shalat tahajud .
a. Orang
yang selalu melaksanakan shalat Tahajud, ia
akan mendapat pahala
shalat yang paling utama
setelah shalat fardhu. Sebagaimana yang telah
dijelaskan di dalam hadist Nabi SAW
yang artinya : "Rasullullah SAW pernah
ditanya: "Shalat apakah yang paling
utama setelah shalat fardhu". Rasul
Menjawab : "Shalat tengali malam (lail)"
b. Orang
yang selalu melaksanakan shalat tahajud akan
menjadi orang paling dekat dengan Allah
SWT. Sebagaimana yang telah diterangkan
dalam sabda Nabi. SAW yang artinya : "Allah
paling dekat dengan hamba-Nya pada akhir
pertengahan malam. Oleh karena itu, jika
kamu sanggup untuk menjadi orang yang mengingat
Allah pada saat itu, maka
kerjakanlah". (HR.Imam Tarmidzi)\
Orang
yang selalu melaksanakan shalat tahajud akan
menjadi orang yang senantiasa selalu
dicintai Allah.Sebagaimana sabda Nabi SAW,
yang artinya : "Puasa yang paling
Allah cintai adalah puasa Daud dan shalat
yang paling Allah cintai adalah shalat Daud.
Beliau
(Nabi Daud AS) tidur setengah malam
dan bangun untuk shalat sepertiga malamnya,
lalu tidur lagi seperenam
malamnya. Beliau juga biasa sehari puasa
sehari berbuka" (HR. Jama'ah)
Hadits-Hadits
Tentang Keutamaan Shalat Malam Dan Anjurannya:
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menganjurkan kepada para Sahabatnya untuk melakukan shalat malam dan membaca al-Qur-an di dalamnya. Hadits-hadits yang mengungkapkan tentang hal ini sangat banyak untuk dapat dihitung. Namun kami hanya akan menyinggung sebagiannya saja, berikut panda-ngan para ulama sekitar masalah ini.
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menganjurkan kepada para Sahabatnya untuk melakukan shalat malam dan membaca al-Qur-an di dalamnya. Hadits-hadits yang mengungkapkan tentang hal ini sangat banyak untuk dapat dihitung. Namun kami hanya akan menyinggung sebagiannya saja, berikut panda-ngan para ulama sekitar masalah ini.
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ
الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.
"Shalat
yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam
hari."[9]
Al-Bukhari rahimahullah berkata: "Bab Keutamaan Shalat Malam." Selanjutnya ia membawakan hadits dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu 'Umar Radhiyallahu anhuma, bahwa ia berkata: "Seseorang di masa hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bermimpi menceritakannya kepada beliau. Maka aku pun berharap dapat bermimpi agar aku ceritakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat aku muda aku tidur di dalam masjid lalu aku bermimpi seakan dua Malaikat membawaku ke Neraka. Ternyata Neraka itu berupa sumur yang dibangun dari batu dan memiliki dua tanduk. Di dalamnya terdapat orang-orang yang aku kenal. Aku pun ber ucap, 'Aku berlindung kepada Allah dari Neraka!' Ibnu 'Umar melanjutkan ceritanya, 'Malaikat yang lain menemuiku seraya berkata, 'Jangan takut!' Akhirnya aku ceritakan mimpiku kepada Hafshah dan ia menceritakannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda:
Al-Bukhari rahimahullah berkata: "Bab Keutamaan Shalat Malam." Selanjutnya ia membawakan hadits dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu 'Umar Radhiyallahu anhuma, bahwa ia berkata: "Seseorang di masa hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bermimpi menceritakannya kepada beliau. Maka aku pun berharap dapat bermimpi agar aku ceritakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat aku muda aku tidur di dalam masjid lalu aku bermimpi seakan dua Malaikat membawaku ke Neraka. Ternyata Neraka itu berupa sumur yang dibangun dari batu dan memiliki dua tanduk. Di dalamnya terdapat orang-orang yang aku kenal. Aku pun ber ucap, 'Aku berlindung kepada Allah dari Neraka!' Ibnu 'Umar melanjutkan ceritanya, 'Malaikat yang lain menemuiku seraya berkata, 'Jangan takut!' Akhirnya aku ceritakan mimpiku kepada Hafshah dan ia menceritakannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda:
نِعْمَ
الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ، لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ.
'Sebaik-baik
hamba adalah ‘Abdullah seandainya ia melakukan shalat pada sebagian malam.'
Akhirnya
'Abdullah tidak pernah tidur di malam hari kecuali hanya beberapa saat
saja."[10] \
Ibnu Hajar
berkata: "Yang menjadi dalil dari masalah ini adalah sabda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam: 'Sebaik-baik hamba adalah 'Abdullah seandainya
ia melakukan shalat pada sebagian malam.' Kalimat ini mengindikasikan bahwa
orang yang melakukan shalat malam adalah orang yang baik."[11]
Ia berkata lagi,
"Hadits ini menunjukkan bahwa shalat malam bisa menjauhkan orang dari
adzab."[12]
‘Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melakukan shalat malam hingga kedua telapak kakinya pecah-pecah."[13]
‘Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melakukan shalat malam hingga kedua telapak kakinya pecah-pecah."[13]
Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيْلٌ فَارْقُدْ! فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللهَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيْطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيْثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ.
"Syaitan mengikat di pangkal kepala seseorang darimu saat ia tidur dengan tiga ikatan yang pada masing-masingnya tertulis, 'Malammu sangat panjang, maka tidurlah!' Bila ia bangun lalu berdzikir kepada Allah, maka satu ikatan lepas, bila ia berwudhu’ satu ikatan lagi lepas dan bila ia shalat satu ikatan lagi lepas. Maka di pagi hari ia dalam keadaan semangat dengan jiwa yang baik. Namun jika ia tidak melakukan hal itu, maka di pagi hari jiwanya kotor dan ia menjadi malas."[14]
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيْلٌ فَارْقُدْ! فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللهَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيْطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيْثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ.
"Syaitan mengikat di pangkal kepala seseorang darimu saat ia tidur dengan tiga ikatan yang pada masing-masingnya tertulis, 'Malammu sangat panjang, maka tidurlah!' Bila ia bangun lalu berdzikir kepada Allah, maka satu ikatan lepas, bila ia berwudhu’ satu ikatan lagi lepas dan bila ia shalat satu ikatan lagi lepas. Maka di pagi hari ia dalam keadaan semangat dengan jiwa yang baik. Namun jika ia tidak melakukan hal itu, maka di pagi hari jiwanya kotor dan ia menjadi malas."[14]
Ibnu Hajar
berkata: "Apa yang terungkap dengan jelas dalam hadits ini adalah, bahwa
shalat malam memiliki hikmah untuk kebaikan jiwa walaupun hal itu tidak
dibayangkan oleh orang yang melakukannya, dan demikian juga sebaliknya. Inilah
yang diisyaratkan Allah dalam firman-Nya:
إِنَّ
نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
"Sesungguhnya
bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu
itu lebih terkesan." [Al-Muzzammil/73: 6]
Sebagian ulama
menarik kesimpulan dari hadits ini bahwa orang yang melakukan shalat malam lalu
ia tidur lagi, maka syaitan tidak akan kembali untuk mengikat dengan beberapa
ikatan seperti semula."[15]
Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْـدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ.
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْـدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ.
"Puasa yang
paling utama setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa pada) bulan Allah yang
mulia (Muharram) dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah
shalat malam."[16]
An-Nawawi rahimahullah berkata: "Hadits ini menjadi dalil bagi kesepakatan ulama bahwa shalat sunnah di malam hari adalah lebih baik daripada shalat sunnah di siang hari."[17]
Ath-Thibi berkata: "Demi hidupku, sungguh, seandainya tidak ada keutamaan dalam melakukan shalat Tahajjud selain pada firman Allah:
An-Nawawi rahimahullah berkata: "Hadits ini menjadi dalil bagi kesepakatan ulama bahwa shalat sunnah di malam hari adalah lebih baik daripada shalat sunnah di siang hari."[17]
Ath-Thibi berkata: "Demi hidupku, sungguh, seandainya tidak ada keutamaan dalam melakukan shalat Tahajjud selain pada firman Allah:
وَمِنَ
اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا
مَحْمُودًا
"Dan pada
sebagian malam hari bershalat ta-hajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengang-katmu ke tempat yang terpuji."
[Al-Israa’/17: 79]
Dan juga firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:
تَتَجَافَىٰ
جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ
يُنْفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً
بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Lambung
mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Rabb-nya dengan
rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami
berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan
untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan
mata..." [As-Sajdah/32: 16-17].
Juga ayat-ayat yang lainnya, maka hal itu sudah cukup menjadi bukti keistimewaan shalat ini."[18]
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash Radhiyallahu anhuma ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Juga ayat-ayat yang lainnya, maka hal itu sudah cukup menjadi bukti keistimewaan shalat ini."[18]
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash Radhiyallahu anhuma ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَحَبُّ
الصَّلاَةِ إِلَى اللهِ صَلاَةُ دَاوُدَ، وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ
دَاوُدَ: كاَنَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُوْمُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ،
وَيَصُوْمُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا.
"Shalat
yang paling dicintai Allah adalah shalat Nabi Dawud Alaihissallam dan puasa
yang paling dicintai Allah juga puasa Nabi Dawud Alaihissallam. Beliau tidur
setengah malam, bangun sepertiga malam dan tidur lagi seperenam malam serta
berpuasa sehari dan berbuka sehari."[19]
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Al-Mahlabi mengatakan Nabi Dawud Alaihissallam mengistirahatkan dirinya dengan tidur pada awal malam lalu ia bangun pada waktu di mana Allah menyeru, 'Adakah orang yang meminta?, niscaya akan Aku berikan permintaannya!' lalu ia meneruskan lagi tidurnya pada malam yang tersisa sekedar untuk dapat beristirahat dari lelahnya melakukan shalat Tahajjud. Tidur terakhir inilah yang dilakukan pada waktu Sahur. Metode seperti ini lebih dicintai Allah karena bersikap sayang terhadap jiwa yang dikhawatirkan akan merasa bosan (jika dibebani dengan beban yang berat,-ed) dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Al-Mahlabi mengatakan Nabi Dawud Alaihissallam mengistirahatkan dirinya dengan tidur pada awal malam lalu ia bangun pada waktu di mana Allah menyeru, 'Adakah orang yang meminta?, niscaya akan Aku berikan permintaannya!' lalu ia meneruskan lagi tidurnya pada malam yang tersisa sekedar untuk dapat beristirahat dari lelahnya melakukan shalat Tahajjud. Tidur terakhir inilah yang dilakukan pada waktu Sahur. Metode seperti ini lebih dicintai Allah karena bersikap sayang terhadap jiwa yang dikhawatirkan akan merasa bosan (jika dibebani dengan beban yang berat,-ed) dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
إِنَّ
اللهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا.
'Sesungguhnya
Allah tidak akan pernah merasa bosan sampai kalian sendiri yang akan merasa
bosan.'
Allah Subhanahu
wa Ta’ala ingin selalu melimpahkan karunia-Nya dan memberikan
kebaikan-Nya."[20]
Dari Jabir bin 'Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dari Jabir bin 'Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ
فِي اللَّيْلِ لَسَاعَـةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُـلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا
مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ.
"Sesungguhnya
di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada
Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan
memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam."[21]
An-Nawawi
rahimahullah berkata, "Hadits ini menetapkan adanya waktu dikabulkannya
do’a pada setiap malam, dan mengandung dorongan untuk selalu berdo’a di
sepanjang waktu malam, agar mendapatkan waktu itu."[22]
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu, ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
رَحِمَ
اللهُ رَجُـلاً، قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ اِمْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ،
فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِيْ وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ اِمْرَأَةً، قَامَتْ
مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِيْ وَجْهِهِ
الْمَاءَ.
"Semoga
Allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun
membangunkan isterinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri tidak mau bangun
ia percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang isteri yang bangun
di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila si suami
enggan untuk bangun ia pun memercikkan air ke wajahnya."[23]
Dari Abu Sa'id
al-Khudri Radhiyallahu anhu ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
مَنِ
اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا،
كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ.
"Barangsiapa
yang bangun di waktu malam dan ia pun membangunkan isterinya lalu mereka shalat
bersama dua raka'at, maka keduanya akan dicatat termasuk kaum laki-laki dan
wanita yang banyak berdzikir kepada Allah."[24]
Al-Munawi
berkata, "Hadits ini seperti dikemukakan oleh ath-Thibi menunjukkan bahwa
orang yang mendapatkan kebaikan seyogyanya menginginkan untuk orang lain apa
yang ia inginkan untuk dirinya berupa kebaikan, lalu ia pun memberikan kepada
yang terdekat terlebih dahulu."[25]
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
إِنَّ
اللهَ يُبْغِضُ كُلَّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ، صَحَّابٍ فِي اْلأَسْوَاقِ، جِيْفَةٍ بِاللَّيْلِ،
حِمَارٍ بِالنَّهَارِ، عَالِمٍ بِأَمْرِ الدُّنْيَا جَاهِلٍ بِأَمْرِ اْلآخِرَةِ.
"Sesungguhnya Allah membenci setiap
orang yang perilakunya kasar, sombong, tukang makan dan minum serta suka
berteriak di pasar. Ia seperti bangkai di malam hari dan keledai di siang hari.
Dia hanya tahu persoalan dunia tapi buta terhadap urusan akhirat.'"[26]
Dari Anas Radhiyallahu anhu ia
menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
جَعَلَ
اللهُ عَلَيْكُمْ صَلاَةَ قَوْمٍ أَبْرَارٍ يَقُوْمُوْنَ اللَّيْلَ وَيَصُوْمُوْنَ
النَّهَارَ، لَيْسُوْا بِأَثَمَةٍ وَلاَ فُجَّارٍ.
“Allah telah
menjadikan pada kalian shalat kaum yang baik; mereka shalat di waktu malam dan
berpuasa di waktu siang. Mereka bukanlah para pelaku dosa dan orang-orang yang
jahat.”[27]
Dari 'Abdullah bin Salam Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Yang pertama kali aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sabda beliau:
Dari 'Abdullah bin Salam Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Yang pertama kali aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sabda beliau:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا اْلأَرْحَـامَ،
وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
بِسَلاَمٍ.
"Wahai
manusia, tebarkan salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahmi dan
shalatlah di malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk ke
dalam Surga dengan selamat."[28]
'Abdullah bin
Qais mengatakan, bahwa ‘Aisyah Radhiyallahun anhuma berkata: "Janganlah
kalian meninggalkan shalat malam karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak pernah meninggalkannya. Jika beliau sakit atau malas, beliau
shalat dalam keadaan duduk."[29]
Dari Ibnu Mas'ud
Radhiyallahu anhu ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
فَضْلُ
صَلاَةِ اللَّـيْلِ عَلَى صَلاَةِ النَّهَارِ، كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ
الْعَلاَنِيَةِ.
"Keutamaan
shalat malam atas shalat siang, seperti keutamaan bersedekah secara sembunyi
atas bersedekah secara terang-terangan."[30]
Dari Ibnu Mas'ud
Radhiyallahu anhu ia menuturkan pula, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
أَلاَ
إِنَّ اللهَ يَضْحَكُ إِلَى رَجُلَيْنِ: رَجُلٌ قَـامَ فِيْ لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ مِنْ
فِرَاشِهِ وَلِحَافِهِ وَدِثَارِهِ، فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ، فَيَقُوْلُ
اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِمَلاَئِكَتِهِ: مَا حَمَلَ عَـبْدِيْ هَذَا عَلَى مَا صَنَعَ؟
فَيَقُوْلُوْنَ: رَبُّنَا رَجَاءً مَا عِنْدَكَ وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدَكَ، فَيَقُوْلُ:
فَإِنِّي قَدْ أَعْطَيْتُهُ مَا رَجَا وَأَمَّنْتُهُ مِمَّا يُخَافُ.
"Ketahuilah,
sesungguhnya Allah tertawa terhadap dua orang laki-laki: Seseorang yang bangun
pada malam yang dingin dari ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudhu’ dan
melakukan shalat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada para Malaikat-Nya,
'Apa yang mendorong hamba-Ku melakukan ini?' Mereka menjawab, 'Wahai Rabb kami,
ia melakukan ini karena mengharap apa yang ada di sisi-Mu dan takut dari apa
yang ada di sisi-Mu pula.' Allah berfirman, 'Sesungguhnya Aku telah memberikan
kepadanya apa yang ia harapkan dan memberikan rasa aman dari apa yang ia
takutkan.'"[31]
Masih banyak
lagi hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan tentang
keutamaan shalat malam, dorongan terhadapnya dan kedudukan orang-orang yang
senantiasa melakukannya.
Atsar Sahabat Dan Kaum Salaf Tentang Keutamaan Shalat Malam Dan Anjurannya
Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, "Sesungguhnya di dalam Taurat tertulis, 'Sungguh Allah telah memberikan kepada orang-orang yang lambungnya jauh dari tempat tidur apa yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia, yakni apa yang tidak di-ketahui oleh Malaikat yang dekat kepada Allah dan Nabi yang diutus-Nya.'"[32]
Atsar Sahabat Dan Kaum Salaf Tentang Keutamaan Shalat Malam Dan Anjurannya
Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, "Sesungguhnya di dalam Taurat tertulis, 'Sungguh Allah telah memberikan kepada orang-orang yang lambungnya jauh dari tempat tidur apa yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia, yakni apa yang tidak di-ketahui oleh Malaikat yang dekat kepada Allah dan Nabi yang diutus-Nya.'"[32]
Dari Ya’la bin
‘Atha' ia meriwayatkan dari bibinya Salma, bahwa ia berkata, "'Amr bin
al-'Ash berkata, 'Wahai Salma, shalat satu raka'at di waktu malam sama dengan
shalat sepuluh raka'at di waktu siang."[33]
'Umar bin
al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata, "Seandainya tidak ada tiga
perkara; seandainya aku tidak pergi berjihad di jalan Allah, seandainya aku
tidak mengotori dahiku dengan debu karena ber-sujud kepada Allah dan seandainya
aku tidak duduk bersama orang-orang yang mengambil kata-kata yang baik seperti
mereka mengambil kurma-kurma yang baik, maka aku merasa senang berjumpa dengan
Allah."[34]
Saat menjelang wafatnya Ibnu 'Umar, ia berkata, "Tidak ada sesuatu yang sangat aku sedihkan di dunia ini selain rasa dahaga di siang hari dan kelelahan di malam hari."
Ibnu 'Abbas Radhiyallahu anhuma berkata, "Kemulian seseorang terletak pada shalatnya di malam hari dan sikapnya menjauhi apa yang ada pada tangan orang lain."[35]
Thalhah bin
Mashraf berkata, "Aku mendengar bila seorang laki-laki bangun di waktu
malam untuk melakukan shalat malam, Malaikat memanggilnya, 'Berbahagialah
engkau karena engkau telah menempuh jalan para ahli ibadah sebelummu.'"
Thalhah mengatakan lagi, "Malam itu pun berwasiat kepada malam setelahnya
agar membangunkannya pada waktu di mana ia bangun." Thalhah mengatakan
lagi, "Kebaikan turun dari atas langit ke pembelahan rambutnya dan ada
penyeru yang berseru, 'Seandainya seorang yang bermunajat tahu siapa yang ia
seru, maka ia tidak akan berpaling (dari munajatnya).’”[36]
Dari al-Hasan
al-Bashri berkata, “Kami tidak mengetahui amal ibadah yang lebih berat daripada
lelahnya melakukan shalat malam dan menafkahkan harta ini.”[37]
Al-Hasan juga
pernah ditanya, “Mengapa orang yang selalu melakukan shalat Tahajjud wajahnya
lebih indah?” Ia menjawab, “Sebab mereka menyendiri bersama ar-Rahman (Allah),
sehingga Allah memberikan kepadanya cahaya-Nya.”[38]
Syuraik berkata,
“Barangsiapa yang banyak shalatnya di malam hari, maka wajahnya akan tampak
indah di siang hari."[39]
Yazid ar-Riqasyi
berkata, "Shalat malam akan menjadi cahaya bagi seorang mukmin pada hari
Kiamat kelak dan cahaya itu akan berjalan dari depan dan belakangnya. Sedangkan
puasa seorang hamba akan menjauhkannya dari panasnya Neraka
Sa'ir."[40]
Wahab bin
Munabih berkata, "Shalat di waktu malam akan menjadikan orang yang rendah
kedudukannya, mulia, dan orang yang hina, berwibawa. Sedangkan puasa di siang
hari akan mengekang seseorang dari dorongan syahwatnya. Tidak ada istirahat
bagi seorang mukmin tanpa masuk Surga."[41]
Itulah
beberapa keutamaan daripada shalat tahajud.
Tentunya tidak hanya sebatas
yang tersebut di atas. Oleh karena itu bagi mereka yang
mendambakan dapat lebih mengenal Alloh, dapat lebih dekat dengan Alloh,
mendapatkan tempat yang terpuji dan tempat yang mulia di sisi Alloh, maka
sholatlah di waktu sepertiga malam karena pada waktu itulah segala doa yang
dipanjatkan akan di ijabah olehn Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar