PEMANFAATAN KEONG
DALAM PROSES PEMBUATAN SERUNDENG
Diajukan
Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengetahuan
Lingkungan Hidup
Disusun oleh :
Anton Priyadi
2119110113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehdirat
Allah SWT, yang telah memberi petunjuk, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan KeongdalamProses Pembuatan Serundeng”
Karya
tulis ini berisikan kajian tentang keong
dan pemanfaatannya khususnya sebagai bahan makanan berupa abon. Diharapkan
dengan adanya penelitian ini dapat merangsang penelitian selanjutnya, khususnya
tentang jantung pisang
Dan sebagai penulis mohon
maaf apabila dalam menyusun karya tulis ini banyak terdapat kesalahan baik
dalam cara penulisan ataupun dalam kesalahan pengertian terhadap kajianmaterinya. Besarharapan bantuan serta
dukungan partisipasinya kembali dari berbagai pihak untuk bisa kami ambil sebagai dasar
perbaikan terhadap penyusunan karya tulis.
Ciamis,04Desember
2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang.................................................................................
B.
Masalah...........................................................................................
C.
NilaiPenting....................................................................................
D.
TujuandanManfaatPenelitian..........................................................
BAB II ISI
A.
Deskripsi.........................................................................................
B.
KearifanLokal.................................................................................
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan.........................................................................................
B.
Saran...............................................................................................
LAMPIRAN DOKUMENTASI GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengertian
kearifan lokal terdiri dari 2
kata, yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local yang berarti setempat,
sementara wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan demikian maka dapat
dipahami, bahwa pengertian kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan atau
nilai-nilai, pandangan-padangan setempat atau (lokal) yang bersifat bijaksana,
penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode
panjang yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem
lokal yang sudah dialami bersama-sama. Secara substansial, kearifan lokal itu
adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat. Nilai-nilai yang
diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertingkah-laku sehari-hari
masyarakat setempat. Oleh karena itu, sangat beralasan jika Greertz mengatakan
bahwa kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan
martabat manusia dalam komunitasnya. Hal itu berarti kearifan lokal yang di
dalamnya berisi unsur kecerdasan, kreativitas.Kearifan lingkungan atau kearifan lokal masyarakat
sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman
prasejarah hingga saat ini, kearifan lingkungan merupakan perilaku positif
manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya yang dapat
bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah nenek moyang atau
budaya setempat Wietoler dalam Akbar (2006) yang terbangun secara alamiah dalam
suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya, perilaku
ini berkembang menjadi suatu kebudayaan di suatu daerah dan akan berkembang
secara turun-temurun. Secara umum, budaya lokal atau budaya daerah dimaknai
sebagai budaya yang berkembang di suatu daerah, yang unsur-unsurnya adalah
budaya suku-suku bangsa yang tinggal di daerah itu. Dalam pelaksanaan
pembangunanan berkelanjutan oleh adanya kemajuan teknologi membuat orang lupa
akan pentingnya tradisi atau kebudayaan masyarakat dalam mengelola lingkungan,
seringkali budaya lokal dianggap sesuatu yang sudah ketinggalan di abad
sekarang ini, sehingga perencanaan pembangunan seringkali tidak melibatkan
masyarakat.
B.
Masalah
Pada karya ilmiah ini, masalah yang akan
dibahas adalah apakah keong dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan serundeng ?
C.
Nilai Penting
Keong
mas merupakan salah satu masalah utama dalam produksi padi. Keong mas
memiliki morfologi yang sama dengan keong sawah. Cangkang berbentuk bulat
mengerut, berwarna kuning keemasan, berdiameter 1,2-1,9 cm, tinggi 2,2-3,6 cm,
dan berat 4,2-15,8 g. keong mas berkembang biak secara ovipar dan menghasilkan
telur.
Kelapa (Cocos nucifera)
adalah anggota tunggal dalam marga Cocos
dari suku aren-arenan atau Arecaceae.
Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap
sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir.
Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan
ini.
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.
Mengoptimalkan sumber hewani untuk kesejahteraan manusia.
b.
Meningkatkan ilmu pengetahuan pada siswa tentang manfaat jantung pisang.
c.
Meningkatkan motivasi bagi penduduk untuk mandiri.
d.
Meningkatkan diperoleh dapat menambah ilmu
pengetahuan mengenai nilai kearifan lokal zaman dahulu.
e. Mengurangi jumlah keong
yang dianggap oleh petani sebagai salah satu hama padi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Biologi dan Ekologi Sumber Daya
Hayati Keong Emas (Pomacea
canaliculata) dan Pohon Kelapa
Keong emas (Pomacea canaliculata)
1.
Ciri-Ciri Biologis
Sebagaimana anggota Ampullariidae lainnya,ia memiliki operculum,
semacam penutup /pelindung
tubuhnya yang lunak ketika menyembunyikan diri di dalam cangkangnya.
2.
Ciri-ciri ekologis
Keong sawah (Pilaampullacea)
adalah sejenissiput air yang mudah dijumpai
di perairan tawar Asiatropis, seperti di sawah, aliran parit, serta danau. Hewan bercangkang ini dikenal pula sebagai keong gondang, siput sawah, siput air, atau tutut.Bentuknya agak menyerupai siput murbai, masih berkerabat, tetapi keong sawah memiliki warna cangkang hijau pekat sampai hitam.
Morfologi keong mas
Keong mas memiliki morfologi yang sama dengan keong sawah.
Cangkang berbentuk bulat mengerut, berwarna kuning keemasan, berdiameter 1,2-1,9 cm, tinggi 2,2-3,6 cm, dan berat 4,2-15,8 g. keong mas
berkembangbiak secara ovipar dan menghasilkan telur. Seekor keong mas betina mampu bertelur
500 butir dalam seminggu dengan masa perkembangbiakkan selama 3-4 tahun. Keong mas betelur
pada pagi dan sore hari, telur akan menetas dalam waktu 7-14 hari dan hari
ke-60 keong telah menjadi dewasa dan dapat berkembangbiak (Ruslandan Harianto
2009).
Klasifikasi Keong mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut.
Kingdom
: Animalia
Filum
: Moluska
Kelas
: Gastropoda
Ordo
: Mesogastropoda
Famili
: Ampullariidae
Genus
: Pomacea
Spesies
: Pomaceacanaliculata
3.
Kandungangizi
Keong mas mengandung asam
omega 3, 6 dan 9. Hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong mas 57,76
%. Kandungan protein yang tinggi dapat digunakan sebagai pakan belut karena
belut merupakan hewan karnivora sehingga membutuhkan pakan dengan kadar protein
yang tinggi. Selain banyak mengandung protein, hewan dari keluarga moluska ini
juga kaya akan kalsium. Penggunaan keong mas untuk pakan itik terbukti mampu
menaikkan hasil telur hingga 80 %. Pemberian pakan sekitar 4,5 % tepung keong
mas pada sapi potong juga memberikan hasil pertumbuhan yang baik dan tingkat
keuntungan paling tinggi dibandingkan pemberian pakan lain. Sebagai pakan ikan,
penggantian kandungan tepung ikan menjadi tepung keong mas sebanyak 25 hingga
75 % memberikan pengaruh cukup baik terhadap laju pertumbuhan harian individu,
efisiensi pakan, retensi protein, dan retensi lemak (RuslandanHarianto 2009).
Hasil penelitian untuk kandungan nutrisi keong sawah ini menyatakan bahwa
keong sawah kaya akan protein dan rendah lemak. Diperkirakan keong mengandung 15% protein, 2.4% lemak dan sekitar
80% air. Selain itu keong juga kaya
kandungan essential fatty acids seperti linoleic acids dan linolenic
acids. Sebuah studi menyebutkan bahwa 75% lemak di tubuh keong adalah unsaturated fatty acids. Artinya
lemak yang baik dan dibutuhkan tubuh.
Kelapa ( Cocos nucifera )
?Kelapa
|
||||||||||||||||||
Kelapa (Cocosnucifera)
|
||||||||||||||||||
Aman
|
||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||
Kelapa (Cocos nucifera)
adalah anggota tunggal dalam marga Cocos
dari suku aren-arenan atau Arecaceae.
Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap
sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir.
Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan
ini.
Skema
bagian-bagian buah kelapa.
Pohon dengan batang
tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan
berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai.
Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe
monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya
kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun merupakan daun tunggal dengan
pertulangan menyirip, daun bertoreh sangat dalam sehingga nampak seperti daun
majemuk. Bunga
tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga
jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan,
sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm
sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah
tersusun dari mesokarp berupa serat yang
berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp
yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp
melindungi biji
yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium
berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase padatannya
mengendap pada dinding endokarp seiring dengan semakin tuanya buah; embrio
kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Kelapa
secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai
ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia,
namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika.
Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, namun
seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami pelambatan
pertumbuhan.
B.
Nilai
Kearifan Lokal
Keong mas yang kita ketahui di sawah selain menjadi hama bagi tanaman padi dan di pandanag
negative oleh sebagian orang, ternyata memiliki manfaat yang positif bahkan bernilai ekonomi, diantaranya adalah dapat dimanfaatkan
sebagai makanan pelengkap nasi, contohnya serundeng keong.
Metode Pembuatan Serundeng Daging Keong
Alat dan bahan
a)
Alat
1.
Panci
2.
Wajan
3.
Sendok
4.
Ulekan/Ciri dan muthu
5.
Pisau
6.
Parutankelapa
7.
Talenan
8.
Ember
9.
Soled
10.
Mangkok
11.
Piring
b)
Bahan
1.
Keong
2.
Kelapa ( 1 butir )
3.
Lengkuas ( 4 ruas )
4.
Daunsalam ( 5 lembar )
5.
Minyakgoreng ( 1 sloki )
6.
Jahe ( 2 ruas )
7.
Bawang merah ( 3 butir)
8.
Bawang putih( 2 siung)
9.
Ketumbar ( 3 butir )
10. Kunyit ( 2 ruas )
11. AsamJawa ( 3 butir )
12. Garamsecukupnya
13. Gula merah secukupnya
14. Penyedap rasa ( Masako rasa
15. Air bersih
16. Vetsin
Proses Pembuatan Serundeng
1.
Carilah keong di sawah, usahakan keong tersebut dalam keadaan baik dan tidak mati
2.
Rendam keong dengan
air bersih selama kurang lebih sehari semalam ( 24 jam ) untuk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel ataupun yang berada
di dalam cangkang keong.
3.
Keong yang sudah bersih direbus dalam air mendidih selama kurang lebih setengah
jam, keluarkan daging keong dari cangkangnya, ambil bagian dagingnya saja kemudian
cincang halus, tiriskan.
4.
Ambil kelapa dan lengkuas kemudian parut keduanya.
5.
Haluskan bumbu yang terdiri dari garam, gula merah secukupnya, ketumbar,
bawang putih, bawang merah, kemiri, jahe, kunyit dengan cobek/ulekan.
6.
Tuangkan minyak goreng kedalam wajan,kemudian panaskan.
7.
Tumis irisan bawang merah hingga tercium bauwangi, tambahkan bumbu yang
sudah di haluskan tadi, tumis bersamaan.
8.
Setelah bumbu setengah matang, tambahkan daun salam, parutan kelapa,
daging keong, penyedap rasa, aduk hingga berubah kecoklatan ( perbandingan antara
parutan kelapa dengan daging keong adalah 1 : 2 )
9.
Kemudian angkat dan tiriskan.
10.
Serundeng daging keong siap untuk dinikmati.
C. Dokumentasi gambar
Gambar 1.Perendamankeongdalamember( 24 jam)
Gambar 2.Kondisikeongseelahdirendam
Gambar 3.Perebusankeongmenggunakanpanci
Gambar 4.Pengeluarandagingkeongdaricangkang
Gambar 5.Dagingkeong di iris kecil
Gambar 8.Bumbu
Gambar 9.Bumbu dihaluskan
Gambar
10.Bumbu digoreng
Gambar 11.Tambahkan parutan kelapa dll,
goreng
Gambar
12.Gorengan kecoklatan
Gambar
13.Serundeng keong siap di sajikan
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Keong menurut para petani saat ini dianggap
sebagai hama, namun ter nyata hewan tersebut dapat di manfaatkan sebagai bahan
pelengkap makanan dengan cara diolah menggunakan parutan kelapa dengan di buat menjadi serundeng
DAFTAR PUSTAKA
Barokah.
2012.
Kearifan local dalam pemanfaatan keong sawah. Cilacap :
TanpaPenerbit.
Tjitosoepomo,
Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
(Pomaceacanaliculata)(http://anintasaraswati.blogspot.com/2011/01/deskripsi-dan-klasifikasi-keong-mas.html).
Di buka pada hari Minggu, 2 Desember 2012 pukul 14.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar